Ringkasan Cerpen Kehidupan Bathin Dari Orang Besar

Ringkasan Cerpen Kehidupan Bathin Dari Orang Besar
Karya Buya Hamka

(Tugas Pengkajian Cerita Rekaan, smt2)

Menurut penglihatan orang luar, raja hidup dalam kemewahan dan kemegahan. Banyak sekali orang besar menanggung kesengsaraan dan kesusahan. Kita ambil perumpamaan, salah seorang raja. Kaizer Frans Josep bekas Keizer dari keradjaan Oostenrijk-Hongaria. Ketika Keizer masih hidup, dan lahir dengan kemewahannya, ia telah ditimpa berbagai bencana, tetapi semuanya dihadapi dengan hati yang teguh dan kemauan yang keras.
Sewaktu dia muda, saudara kandungnya Maxiemilien telah dihukum mati. Meskipun tertekan, semangatnya membara untuk menghilangkan ingatan pahit itu dari kenangannya. Belum lama setelah itu, dengan perasaan tabah dia menghadapi kematian istri saudaranya yang mati dibakar.
Datang pula cobaan untuk baginda, permaisuri kerajaan Oostenrijk, ratu Elizabeth ditimpa penyakit otak. Seorang dokter tak sanggup mengobatinya. Lantaran itu, permaisuri tak kuat lagi tinggal di istana, dia tinggalkan suaminya, pergi ke pemandian corfo, Riviera, Switzerland, untuk mengobati penyakitnya, kemudian tak pernah kembali.
Setelah itu datanglah suatu musibah lagi. Anak tunggalnya Arst-Hertog Rudolf, Putera Mahkota, hadir dalam satu gala-abond yang diadakan oleh Ambasador Jerman di Wenen, memperingati hari lahirnya Imperium Jerman Raja. Di sana ia berkenalan dengan putri cantik, Baronesse Fitzera. Dimuka orang banyak Arts-Hertog memberi perhatian kepada Baronesse, dan dia melupakan istrinya sendiri Prises Stefani. Lantaran ini isterinya marah. Kemudian mengadukan kepada baginda bahwa suaminya tidak menghargainya sebagai seorang isteri. Hubungan suaminya dengan Baronesse Fitzera telah diketahui oleh umum.
Kemudian baginda menyuruh Arts-Hertog berjanji, supaya jangan bertemu lagi dengan Baronesse Fitzera. Tetapi pangeran itu pergi menuju kota Wenem, bersama Baronesse, dibawanya kesebuah Villa di dusun Mayerling. Sampai disana dia mengadukan ketertekanannya kepada direktur villa itu. Segala kekecewaan telah didengar oleh direktur villa. Ke esokan pagi direktur itu terkejut mendapati pangeran dengan Baronesse Fitzera telah hancur kepala keduanya oleh pelor.
Kemudian, keluarlah perintah baginda menyiarkan kabar opisil dari dalam istana, bahwasanya putera mahkota meninggal dunia lantaran suatu luka dalam otak, dan penyakit jantung. Masa itu juga disiarkan bahwa saudara baginda yang paling besar Aarts-Hertog Franz Ferdinand menjadi putera mahkota. Setelah selesai hari perkabungan, baginda kembali mengerjakan pekerjaan pemerintahan sebagai sediakala.
Tetapi belum tentram hati baginda atas musibah itu, datanglah raport dari Switzerland menerangkan bahwa permaisuri baginda telah mati ditikam dengan pisau belati oleh seorang monarchist. Tiga bulan setelah permaisuri mati terbunuh, di Weenen dirayakan jubileum mas memperingati 50 tahun baginda duduk diatas singgasana kerajaan.
Tidak beberapa lama setelah jubida Giravin Shofin Csheko, juru raport menerangkan bahwa Aarst Hertog Franz Ferdinand yang akan menggantikan putra mahkota kerajaan. Namun ia telah jatuh cinta kepada Gravin Shofie Csheko, jururawat Aarst Hertogin Izabella. Ketika itulah baginda marah. Untunglah hal ini diketahui oleh ahli bicara sehingga bisa didamaikan.
Tetapi bertambah malu baginda, mendengar kabar bahwa anak dari saudaranya Aarts-Hertog Otto, telah keluar dari satu kamar hotel sacha, bertelanjang bulat, dalam keadaan mabuk. Bertumbuk dengan Ambasador kerajaan Inggris, yang datang makan dengan keluarganya ke dalam hotel itu.
 Tiba-tiba tahun 1916, saat perang besar, dan kerajaan Oostenrijk-Hongarie, berpihak kepada Jerman dan Turkey, ketika itulah baginda mati lantaran hartverlamming, dalam usia 86 tahun, setelah memerintah 68 tahun lamanya.

Comments